jogjahub.com

komunitas kesehatan pendidikan dan keuangan yogyakarta indonesia

Pengertian CiriCiri dan Cara Replikasi Virus Dilengkapi Tahapannya

Virus adalah organisme sangat kecil alias mikroskopik yang memiliki peran bagi kehidupan di Bumi Keberadaan virus tersebar di berbagai penjuru dunia

Untuk mempelajarinya lebih lanjut, kita dapat memahami pengertian, ciri-ciri, dan cara replikasi virus.

Berikut penjelasannya seperti dirangkum dari Modul Pembelajaran SMA Biologi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2020) dan sumber lainnya.

Pengertian virus

Virus merupakan organisme yang ada di seluruh ekosistem di dunia dan merupakan organisme yang paling banyak di Bumi.

Organisme ini bersifat parasit sehingga dapat menginfeksi makhluk hidup seperti manusia, hewan, tumbuhan, jamur, bahkan bakteri, dan hidup di dalam tubuh mereka.

Virus bersifat menumpang atau parasit pada tubuh makhluk hidup sebab tidak dapat bereplikasi atau memperbanyak diri tanpa berada di organisme lain. Sifat virus ini dikategorikan sebagai parasit obligat.

Ciri-ciri virus

Di bawah ini adalah ciri-ciri virus.

Virus berukuran sangat kecil, yaitu berkisar 0,02-0,3 µm (1 µm = 1/1.000 mm) dan paling besar sekitar 200 µm. Maka dari itu, virus hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.Tubuh virus terdiri atas selubung proton (kapsid) dan bahan inti berupa Ribonucleic acid (RNA) dan Deoxiribonucleic acid (DNA).Virus tidak mempunyai membran dan organel-organel sel yang penting bagi kehidupan.Virus hanya dapat bereproduksi jika berada dalam sel hidup atau jaringan hidup.Tingkat keasaman virus umumnya stabil pada kisaran pH 5.0-9.0.Virus dapat dikristalkan seperti benda mati.Bentuk virus bermacam-macam mulai dari batang, bola atau bulat, peluru, hingga huruf T.Aktivitas virus dapat dihilangkan oleh sinar ultra ungu dan sinar-X, tetapi zat antibiotik dan zat antibakteri lain tidak berpengaruh padanya.

Cara replikasi virus

Dalam buku Biologi SMA/MA X Semester 1 terbitan Guepedia (2022) dijelaskan bahwa replikasi virus adalah proses perkembangbiakan atau memperbanyak diri.

Dimulai dari sel inang, kemudian virus mendapatkan energi dan bahan untuk sintesis protein. Keberhasilan virus dalam berkembang biak bergantung pada jenis virus dan kondisi ketahanan sel inang.

Terdapat dua macam proses perkembangbiakan virus, yakni daur litik dan daur lisogenik. Berikut penjelasan ciri-ciri dan cara replikasi virus.

1. Daur litik

Daur litik terjadi jika pertahanan sel inang lebih lemah dibandingkan dengan daya infeksi virus. Virus yang mampu bereproduksi dengan daur litik disebut virus virulen.

Pada daur litik, sel inang akan pecah dan mati, serta akan terbentuk virion-virion baru. Seluruh tahapan dalam daur litik berlangsung dengan cepat. Berikut tahapan-tahapannya.

Adsorpsi

Virion menempel pada reseptor spesifik sel inang dengan menggunakan bagian serabut ekornya. Molekul reseptor ini berbeda-beda untuk setiap jenis virus, ada yang berupa protein dan ada yang berupa oligosakarida.

Ada tidaknya reseptor juga menentukan patogenesis virus, yaitu mekanisme infeksi dan perkembangan penyakit oleh virus.

Sebagai contoh, virus polio hanya dapat melekat pada sel saraf pusat dan saluran usus primata, virus HIV hanya berkaitan dengan reseptor T CD4 pada sel sistem imun, atau virus rabies yang hanya berinteraksi dengan reseptor asetilkolin.

Penetrasi

Ujung serabut ekor membuat lubang untuk menembus dinding dan membran sel inang. Selanjutnya, virus menginjeksikan materi genetiknya sehingga kapsid virus menjadi kosong (mati).

Sintesis dan replikasi

DNA virus menghidrolisis dan mengendalikan materi genetik sel inang untuk membuat asam nukleat (salinan genom) dan protein komponen virus.

Selanjutnya berlangsung tahap replikasi, yaitu pembentukan bagian-bagian tubuh virus yang baru.

Pematangan atau perakitan

Asam nukleat dan protein hasil sintesis dan replikasi dirakit menjadi partikel-partikel virus yang lengkap sehingga terbentuk virion-virion baru.

Lisis

Virus menghasilkan enzim lisozim, yaitu enzim yang dapat merusak dinding sel inang. Dinding sel yang rusak mengakibatkan terjadinya osmosis sehingga sel inang membesar dan akhirnya pecah.

Partikel virus yang baru akan keluar dari sel inang dan menyerang sel inang yang lain.

2. Daur lisogenik

Daur lisogenik terjadi jika pertahanan sel inang lebih baik dibandingkan dengan daya infeksi virus. Sel inang pada daur ini tidak segera pecah, bahkan dapat bereproduksi secara normal.

Pada daur lisogenik, replikasi genom virus tidak menghancurkan sel inangnya. DNA virus bakteriofag akan berinteraksi dengan kromosom sel inang membentuk profag.

Jika sel inang yang mengandung profag membelah diri untuk bereproduksi, profag akan diwariskan kepada sel-sel anakannya.

Profag di dalam sel anakan dapat aktif dan keluar dari kromosom sel inang untuk masuk ke dalam tahapan-tahapan daur litik. Virus yang dapat bereproduksi dengan daur litik dan lisogenik disebut virus temperat. Berikut tahapan-tahapan dalam daur lisogenik.

Adsorpsi

Virion menempel pada reseptor spesifik sel inang dengan menggunakan bagian serabut ekornya.

Penetrasi

Virus menginjeksikan materi genetiknya ke dalam sel inang sehingga kapsid virus menjadi kosong (mati).

Penggabungan

DNA virus bakteriofag bergabung dengan DNA bakteri (sel inang) membentuk profag. Dalam bentuk profag, sebagian besar gen berada dalam fase tidak aktif,tetapi ada sedikitnya satu gen yang selalu aktif.

Gen aktif berfungsi mengkode protein reseptor. Protein reseptor berfungsi menjaga agar gen-gen profag tidak aktif.

Pembelahan

Jika sel inang membelah, setiap anakannya akan mewarisi profag. Profag dapat diinduksi menjadi aktif sehingga mengakibatkan terjadinya daur litik.

Sintesis

Profag aktif dan keluar dari kromosom bakteri sehingga DNA bakteri (sel inang) hancur. Kemudian, terjadi fase replikasi DNA bakteriofag, sintesis bagian-bagian tubuh virus, dan seterusnya seperti pada daur litik.